3 Menonton Film Norwegia. Cara efektif yang ketiga adalah belajar sambil menikmati hiburan. Film adalah objek yang tepat untuk belajar dan mendapatkan hiburan. Walaupun Anda akan membaca lebih fokus pada terjemahannya namun itu tidak masalah. Setidaknya Anda akan familiar dengan bagaimana para aktor menyebutkan kalimat dan melakukan percakapan.Selama menjadi mahasiswa internasional di Kanada, prospek kuliah sambil kerja di Kanada terbilang cukup bagus. Kanada merupakan salah satu destinasi pendidikan favorit bagi para mahasiswa internasional termasuk pelajar asal Indonesia. Tidak hanya menawarkan kualitas pendidikan baik, Kanaa memberi kesempatan supaya kamu bisa bekerja dengan prospek sangat ini karena kan ada memberikan hak bagi para pelajar internasional untuk bekerja selama kuliah serta berhak memperoleh gelar pendidikan tinggi juga diploma. Jadi bukan hal yang mengejutkan apabila banyak mahasiswa internasional kuliah di Kanada sambil Kuliah Sambil Bekerja di KanadaPasar kerja di Kanada sangat baik karena terdapat beberapa sektor industri terbuka lebar seperti Petroleum, animasi, teknologi Informatika, ataupun software engineering. Jika kamu tertarik kuliah sambil kerja di Kanada, kamu wajib mengetahui seperti apa prospeknya melalui postingan awal Juni tahun 2014, pemerintah Kanada membuat peraturan bersahabat bagi mahasiswa internasional jika ingin memperoleh pekerjaan. Aturan tersebut adalah mahasiswa internasional tidak memerlukan visa kerja terpisah jika harus bekerja diluar jam kuliah selama di itu pelajar internasional juga bebas bekerja segera setelah jadwal perkuliahan sesuai jurusan dimulai. Kanada menyediakan banyak lapangan pekerjaan pada berbagai sektor sehingga mahasiswa internasional bisa bekerja secara sedikit institusi pendidikan karena anda menyediakan program kooperatif sebagai program pendidikan terstruktur. Tujuannya adalah agar kamu bisa bergantian bekerja dan belajar. Kurikulum terpadu tersebut berjalan sesuai kemitraan antara lembaga pendidikan dan industri penyedia lapangan kamu mempunyai study permit, maka kamu bisa kuliah sambil kerja di Kanada sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kamu bisa kerja selama 20 jam setiap minggunya pada pekerjaan paruh waktu di dalam ataupun di luar juga harus mengurus social insurance number atau SIN juga bayar pajak. Keunikan kerja sambil kuliah di Kanada adalah kamu berhak memberitahu berapa banyak yang harus kamu bayar untuk biaya kuliah juga biaya buku per ketika kamu mulai bekerja setelah lulus, pemerintah Kanada bisa mengetahui bahwa kamu masih fresh graduate. Dari sinilah, kamu bisa memeproleh keringanan ketika harus bayar Kerja di Kanada Setelah Lulus KuliahSetelah kamu mengetahui seperti apa prospek kuliah sambil kerja di Kanada, kamu juga wajib tahu bagaimana prospek pekerjaan setelah lulus. Sebagai mahasiswa internasional yang lulus pada universitas di Kanada, maka kamu masih punya kesempatan bekerja hingga 1 tahun setelah menyandang hal ini kamu harus mengurus izin kerja atau yang disebut dengan Post Graduation Work Permit Program. Work permit mempunyai jangka waktu sehingga semua tergantung berapa lama program studi yang kamu jika kamu lulusan S1 dengan masa studi 4 tahun di Universitas, pemerintah Kanada menyediakan work permit hanya untuk 3 tahun setelah bekerja hingga 1 tahun pekerjaan kamu akan masuk dalam kategori manajerial, profesional, teknikal. Sehingga kamu bisa daftar sebagai permanent residency menggunakan jalur Cannadian Experience kamu adalah seorang mahasiswa PhD, terdapat jalur khusus supaya kamu bisa daftar setelah selesai 2 tahun perkuliahan. Sehingga terdapat kemungkinan setelah lulus, kamu sudah memperoleh status PR dari pemerintah informasi lengkap bagaimana prospek kuliah sambil kerja di Kanada sekaligus bagaimana cara supaya kamu bisa bekerja setelah masa studi selesai. Kamu bahkan bisa tinggal di Kanada dan menjadi penduduk tetap setelah selesai kuliah dengan mengikuti berbagai macam pilihan program sesuai dengan ketentuan dan persyaratan berlaku.
Belajarsambil bekerja di Australia dapat meningkatkan daftar riwayat hidupmu karena mendapatkan pengalaman kerja sedari dini. Selain itu, honornya dapat kamu tabung untuk membantu biaya hidup dan biaya kuliah. Dilansir dari educationone, pendapatan per jamnya sebesar $15-25 AUD dan jika dirupiahkan menjadi Rp 149.083 hingga Rp 248.464.
Norwegia tidak memiliki portal aplikasi pusat. Sebagai gantinya, aplikasi diajukan ke masing-masing sekolah. Ini berarti bahwa persyaratan bervariasi dari sekolah ke sekolah dan program ke program. Anda harus memeriksa sebelum mendaftar. Temukan program Ingin belajar di Norwegia? Temukan & bandingkan program Cari Ini biasanya yang Anda perlukan untuk mendaftar ke sekolah-sekolah di Norwegia Formulir aplikasi yang telah diisi dari portal sekolah Salinan paspor Anda Salinan transkrip nilai Anda CV Anda. Anda mungkin juga perlu menyerahkan CV profesional untuk studi pascasarjana Bukti kemampuan bahasa Inggris Anda. Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang ini di sini Surat motivasi Dua surat rekomendasi Tidak semua kualifikasi internasional diakui di Norwegia. Jika demikian, Anda harus mengikuti ujian masuk. Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang ini di sini. Batas waktu pendaftaran bervariasi dari sekolah ke sekolah, tetapi Anda biasanya harus mengajukan aplikasi paling lambat bulan Februari sebelum Anda ingin memulai. Gambaran Norwegia dikenal sebagai Land of the Fjords. Tapi ada lebih banyak hal di negara ini selain keindahan alam. Bagian ini memberi Anda gambaran tentang bagaimana rasanya belajar di Norwegia. Belajarlah lagi Pendidikan di Norwegia Ingin mempelajari tentang cara kerja sistem pendidikan tinggi di Norwegia? Norwegia adalah tujuan populer bagi beragam siswa, mengingat programnya yang beragam, pendidikan gratis, serta budaya dan sejarahnya. Luangkan waktu sebentar untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur sistem pendidikan di Norwegia! Belajarlah lagi Visa & Izin Pelajar Apakah Anda memerlukan visa untuk masuk ke Norwegia untuk belajar? Pelajari lebih lanjut tentang proses visa pelajar, dan apa yang Anda butuhkan untuk memasuki negara tersebut, tergantung pada status warga negara Anda. Anda juga akan diminta untuk membawa dokumen-dokumen tertentu untuk Anda kontrol paspor di bandara, yang juga kami liput. Belajarlah lagi Perumahan & Biaya Hidup Norwegia dinilai lebih mahal dibandingkan negara lain di Eropa. Kami telah merinci biaya hidup dan perumahan rata-rata sehingga Anda dapat lebih memahami berapa yang akan Anda bayarkan sebagai siswa di Norwegia Belajarlah lagi Biaya Pendidikan & Beasiswa Biaya kuliah untuk program gelar di Norwegia dapat bervariasi. Namun secara umum pendidikan di perguruan tinggi negeri gratis bagi semua mahasiswanya. Untuk menutupi sisa biaya, ada banyak peluang beasiswa. Belajarlah lagi Bahasa & Budaya Cari tahu lebih lanjut tentang apa yang ditawarkan Norwegia dalam hal bahasa, budaya, masakan, dan banyak lagi! Belajarlah lagi Program Siap melihat pendidikan di Norwegia? Gunakan mesin pencari kami untuk menemukan dan membandingkan program-program populer di Norwegia. Belajarlah lagi
Untukdapat bekerja paruh waktu sambil kuliah di Norwegia pelajar dari luar wilayah Uni Eropa membutuhkan ijin kerja dan harus memberikan surat pernyataan kepada institusi berwenang bahwa pekerjaan tersebut tidak akan mempengaruhi kuliah mereka juga surat konfirmasi dari pemberi kerja.
Kontrak magang saya baru diperpanjang untuk 6 bulan ke depan, so I think I am quite ready to tell you this!Sama seperti para lulusan baru pada umumnya, tujuan utama saya setelah diwisuda adalah mencari pekerjaan tetap. Frankly, I am seriously done with any internships or freelancing. Mungkin akan berbeda jika saya masih tinggal di Indonesia dan butuh pengalaman kerja. Namun karena berpengaruh terhadap izin tinggal yang harus terus diperbarui, maka mendapatkan pekerjaan tetap dengan benefit pegawai adalah motivasi saya saat ini. Norwegia nyatanya adalah negara impian bagi banyak orang. Siapa yang tak menginginkan kehidupan personal dan karir yang seimbang? No more job calls di atas jam 5 sore dan tak akan ada yang mengganggu di hari libur. Belum lagi jaminan hidup yang layak, alam yang indah, flat hierarchy, libur sampai 5 minggu per tahun, cuti untuk melahirkan bagi ibu dan ayah, gaji yang tinggi, serta perks menggiurkan lainnya, menjadikan banyak imigran berniat untuk meniti karir dan menetap di negara sebelum berkhayal terlalu jauh, faktanya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah itu tak pernah mudah - meski merasa kita sudah mengantongi ijazah S2! Sure, we are all happy akhirnya lulus dari perguruan tinggi. Tapi tak berbeda jauh dari Indonesia, kita tetap harus berjuang mencari kerja dan berhadapan dengan proses rekrutmen yang melelahkan. Belum lagi tantangannya lebih berat karena harus beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda serta praktik rasisme yang masih terjadi ada tips khusus bagaimana memenangkan hati rekruter ataupun perusahaan. Namun, ada beberapa pola yang saya pelajari selama mencari pekerjaan di negara ini. I really wish somebody told me these earlier. And no, it's NOT all about mastering the language or networking ― seperti yang sering saya baca dan dengar selama ini!1. Be as smart as you can!Corporates love smart graduates! Meskipun katanya transkrip nilai kita tak terlalu berguna setelah lulus kuliah, namun kenyataannya masih banyak perusahaan di Norwegia yang mewajibkan syarat transkrip nilai saat melamar kerja. Program khusus semisal Graduate Program, Summer Internship, Traineeship, ataupun Associate khusus untuk para lulusan baru, akan menyortir banyak pelamar dengan standar nilai yang perusahaan tentukan. Di lowongan kerja juga pun sudah tertera jelas salah satu syarat untuk melamar adalah nilai akademik yang bagus. Mudah sekali menyingkirkan pelamar dengan rata-rata nilai C, jika standar yang mereka tetapkan minimal super kompetitif harus bersaing dengan banyak lulusan baru, namun hampir 10 orang yang saya kenal berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama semisal Equinor, YARA, Schibsted, atau Orkla. Selain karena faktor wawancara yang bagus, salah satu alasan CV mereka lolos screening juga dikarenakan orang-orang ini hampir semuanya straight As-students alias super jenius. Terkadang, kurangnya pengalaman kerja bisa dikompensasi dengan nilai bagus yang juga menambah ekstra poin. Tak niat bekerja di perusahaan dan jadi budak korporat? Nilai bagus juga diperlukan kalau kita berniat ingin lanjut S3 di Norwegia. Beberapa jurusan bahkan menyaratkan rata-rata nilai keseluruhan B dengan nilai tesis minimal B jika ingin melamar ke program mereka. Di sini, para kandidat Doktoral sifatnya hampir sama seperti pegawai kantoran yang digaji lumayan besar dengan masa kontrak 3-4 tidak ada salahnya fokus belajar dan meraih nilai sesempurna mungkin karena akan selalu ada tempat bagi para lulusan pintar!2. Magang dari semester pertamaKalau nilai bukan prioritas saat kuliah dan malas bersaing dengan para lulusan pandai lainnya, cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menambah atau mencari pengalaman kerja sebelum lulus. Seriously, menurut saya magang bisa jadi fast track mendapatkan pekerjaan tetap di suatu perusahaan. Saya sangat menyarankan, ketimbang fokus menjadi pelayan restoran, cleaning lady, atau penjaga toko saat kuliah, lebih baik kombinasikan dengan pengalaman magang di perusahaan yang lebih punya jenjang kita harus rela bekerja hampir sukarela karena masih banyak perusahaan kecil yang enggan membayar upah para anak magang. Sementara untuk mendapatkan posisi paid internship saingannya juga bejibun. I've been there, 6 bulan terpaksa magang tak dibayar hanya karena ingin memperluas koneksi dan mencari pengalaman kerja. Luar biasa sekali perjuangannya karena selain magang di sini, saya juga mesti menyokong hidup dengan bekerja sebagai pelayan restoran di luar. Capek memang. Namun setelah berhasil membuktikan ke atasan ketika sukses mencapai gol, akhirnya saya dipromosikan menjadi kepala divisi dengan kontrak berbayar meskipun gajinya tak seberapa. Positifnya, pengalaman yang saya dapatkan sangat berguna untuk dilampirkan di CV dan menyisipkan seperti pekerjaan yang saya lakoni sekarang. Meski statusnya masih magang, namun sifatnya paid internship yang gajinya lumayan kompetitif. Setelah 6 bulan bekerja dan menunjukkan hasil yang optimal, saya ditawari perpanjangan kontrak untuk second tier internship dengan penawaran gaji yang jauh lebih tinggi. Honestly, it was not what I wanted. Sebelumnya, saya juga sudah menanyakan ke mereka jika ada open position yang sifatnya permanen. But sadly, no. Meskipun lelah juga magang terus, namun saya belum punya pilihan lain karena cari kerja di luar susah sekali. Tawaran tersebut setidaknya lebih baik, ketimbang saya harus kembali ke restoran dan bekerja sebagai pelayan penuh waktu. Ending dari magang setahun ini kabarnya juga bisa berbuah manis dengan kontrak kerja permanen di perusahaan mereka. Meskipun saya lelah terus berharap, namun bukan ide yang buruk untuk tetap bertahan di sini selagi terus mencari pekerjaan yang lebih it's not solely my experience. Yang saya observasi, banyak perusahaan Norwegia, terutama startup, merekrut pegawai tetap tidak hanya berdasarkan pengalaman, namun juga trust. Ada banyak orang yang saya kenal bahkan memulai pengalaman mereka dengan menjadi anak magang atau vikariat replacement sebelum akhirnya bisa berlabuh menjadi pegawai tetap. Adik tingkat saya di kampus juga harus magang dulu selama 11 bulan di perusahaan IT, sebelum akhirnya ditawari posisi sebagai pegawai tetap. Mengapa, karena sudah terbangunnya trust di perusahaan tersebut. Jadi ketimbang merekrut orang lain yang prosesnya melelahkan dan belum tentu juga cocok dengan budaya kantor, perusahaan ini tentunya lebih memprioritaskan para anak magang atau vikariat untuk dipromosikan. Mungkin saya dan beberapa orang lainnya harus magang setahun dulu sebelum dapat jabatan tetap, tapi banyak juga, lho, perusahaan yang tak perlu waktu selama itu untuk menawari kalian posisi yang lebih baik. Kuncinya, cari perusahaan yang punya banyak ruang untuk belajar dan berkembang. Kalau pun mesti magang di perusahaan kecil, sebisa mungkin pilihlah perusahaan scale up setingkat di atas startup ataupun hyper-growth startup yang punya budget berlebih untuk menjadikan mu pegawai mereka nantinya. Kalau pun tidak berakhir di perusahaan yang sama, setidaknya kita sudah punya pengalaman kerja 1,5-2 tahun yang sesuai dengan field untuk ditulis di CV selulus kuliah. Trust me, it really works! One more note on this, banyak sekali perusahaan besar di Norwegia yang masih old-school dalam melihat pengalaman kerja kita di CV. Meaning, nama perusahaan besar selalu menjadi magnet bagi perusahaan lainnya. Jadi bagi kalian yang bisa magang di perusahaan ternama, beruntunglah. Karena kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar lain tentunya akan semakin luas. 3. Belajar bahasa karena butuh, bukan terpaksaDari dulu, setiap kali membaca pengalaman imigran cari kerja di Norwegia, embel-embelnya selalu saja dibumbui tentang 'belajar bahasa Norwegia' agar nantinya lebih mudah dapat kerja. Bahasa selalu menjadi halangan utama imigran agar bisa bersaing dengan orang lokal. Hampir semua lowongan kerja yang ditulis memakai bahasa Norwegia pun masih menuliskan "Wajib berbahasa Norwegia fasih, baik lisan maupun tulisan" untuk menyortir para imigran yang asal apply. Biasanya ada tingkatan seperti "bisa berbahasa Norwegia dengan baik/sangat baik/fasih/sangat fasih".It's such a hard truth, tapi ada banyak lowongan pekerjaan yang menuliskan deskripsi berbeda ketika ditulis memakai bahasa Inggris versus bahasa lokal. Deskripsi akan ditulis super detail dan panjang jika tercantum dalam bahasa Inggris, sementara tak terlalu banyak ekspektasi dan straightforward jika ditulis menggunakan bahasa Norwegia. Terlihat jelas, perusahaan tahu bahwa akan ada yang banyak melamar jika lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris dan ekspektasi pun semakin ditinggikan untuk mencari kandidat terbaik. Meskipun, tetap ada kewajiban menguasai bahasa lokal walau lowongan ditulis menggunakan bahasa Inggris. Pernah juga saya melihat dua lowongan magang di perusahaan yang sama dengan posisi tak dibayar saat ditulis dalam bahasa Inggris, namun berbayar saat lowongan ditulis dalam bahasa Norwegia. It seems like Norwegian skill is "so rare" and more valuable to be paid. Atas dasar inilah, saya mati-matian belajar bahasa Norwegia sampai Level 3 agar nantinya memudahkan cari kerja kemana-mana. Saya tahu kursus di luar super mahal. Makanya selagi ada yang gratis seperti yang disediakan di kampus, saya gunakan kesempatan ini sebaik mungkin meski sangat keteteran. Wait, tapi ini pemikiran saya dulu. Setelah semua pengalaman yang saya alami, I would say, belajar bahasa hanya karena ingin dapat kerja adalah omong kosong!Ketika lowongan kerja mencantumkan syarat kelancaran bahasa lokal lisan dan tulisan, di situ jugalah sebetulnya perusahaan sedang mengeluarkan seribu alasan untuk tak berniat merekrut imigran. Kecuali kamu dihibahkan kemampuan linguistik yang luar biasa, how on earth, kita yang baru kuliah atau tinggal 2 tahun di Norwegia lalu setelah lulus langsung bisa lancar bahasa lokal?! Okay, let me finish this! Bedakan antara lancar bicara dan lancar menulis. Anak umur 4 tahun sudah sangat lancar bicara namun bisa jadi tak mengenal satu abjad pun. Penggunaan grammar salah saat bicara is not a big deal. Tapi sebaliknya, typo saat mengetik dan tak mahir merangkai kata bisa membuat semua kerjasama batal. Saat ujian bahasa lokal, nilai speaking saya lebih bagus dari nilai writing. Mengapa, karena bicara yang lepas nyatanya lebih mudah daripada menulis dengan tata bahasa yang baik. Tiga tahun di Norwegia belum ada apa-apanya untuk menjadikan saya penulis handal, and I still need more time to polish my writing itu, tak ada satu tempat kursus pun di Norwegia yang akan mengajari kita bahasa bisnis. Namun di kantor, penggunaan bahasa profesional adalah yang utama. Di kelas bahasa, kita tak akan pernah belajar istilah semacam due diligence, closed offer, analisa bisnis, ataupun tata kelola taman. Semua materi di kelas hanyalah pondasi yang bisa kita gunakan untuk melancarkan penguasaan bahasa percakapan sehari-hari ataupun bekal sertifikat persiapan untuk saya, stop belajar bahasa hanya karena berniat cari kerja. Belajarlah bahasa Norwegia karena kita mau dan merasa butuh. Butuh untuk lebih dekat dengan society. Butuh karena kita ingin lebih cepat beradaptasi dengan budaya Norwegia. Butuh karena sadar bahwa bahasa Inggris tak pernah cukup. And no, we don't have be fluent in writing - yet. Jika dipanggil wawancara dan dirasa bahasa akan jadi penghambat, berusahalah dulu meyakinkan perusahaan bahwa kita sedang belajar dan terus berusaha memperbaiki kemampuan bahasa lokal. Ada kalanya, mereka cenderung luluh dan mau menerima kita. Tak jarang, perusahaan menawarkan kursus bahasa gratis bagi para pekerja imigran yang serius ingin On-demand jobs bagi para lulusan TeknikSama seperti di negara lainnya, para lulusan Teknik selalu menang banyak dibandingkan dengan lulusan dari jurusan lain - semisal Politik. Teknik Informatika contohnya, punya skala perbandingan lowongan kerja yang tersedia setiap hari dan sifatnya selalu on-demand. Banyak perusahaan startup di Norwegia yang lebih butuh Full-Stack Developer atau UI/UX Designer, ketimbang Marketing. Untuk syarat pun, perusahaan cenderung lebih toleran untuk tak mewajibkan penguasaan bahasa saat merekrut banyak teknisi. Maka jangan heran jika kalian menemukan fakta bahwa lulusan IT lebih cepat mendapatkan pekerjaan ketimbang lulusan Soshum. Sudah sangat lazim terdengar bahwa para lulusan IT/Teknik ini selalu di atas awan karena tak usah repot-repot lagi belajar bahasa, asal punya kemampuan bagaimana dengan lulusan lainnya? Tak usah sedih hanya gara-gara kita bukan anak IT. Kembali ke saran saya nomor dua; carilah tempat magang yang sesuai dengan bidang yang kamu tekuni! Meskipun, beberapa pekerjaan ada yang sifatnya terlalu niche dan tak mudah bagi imigran yang hanya berbekal ijazah S2 ― contohnya pengacara atau Koneksi bukan segalanyaSetiap kali membaca artikel, mengikuti workshop, ataupun mengobrol dengan beberapa orang tentang caranya mendapatkan kerja di Norwegia, hampir semua dari mereka mengatakan bahwa networking alias koneksi alias orang dalam adalah kunci utama. Jangan lupa networking, networking, networking! Apalagi kabarnya 40% lowongan kerja di Norwegia nyatanya tak dipublikasikan, tapi hanya informasi internal. Di situasi ini, networking rasanya bisa juga jadi fast track untuk mendapatkan pekerjaan. Namun setelah dua tahun berburu kerja, perlu saya garis bawahi bahwa mencari orang dalam itu sulit ― tak hanya bagi para lulusan baru tapi juga orang lokal sendiri! Tak hanya satu dua kali memang saya dengar cerita bahwa beberapa imigran berhasil mendapatkan pekerjaan dari kenalan yang ditemui di sebuah organisasi, kegiatan sukarelawan, ataupun event. Namun yang saya perhatikan, hal tersebut juga cenderung hoki-hokian. Buktinya banyak juga yang sudah berusaha memperluas koneksi, tapi tak terlalu juga yang benisiatif aktif di LinkedIn, lalu mulai mengikuti beberapa pegawai di perusahaan tertentu agar nantinya siapa tahu bisa bertemu lewat coffee chat lalu berujung ke job contract. Betul memang, Norwegia punya sistem trust dalam proses rekrutmen kepegawaian. Jika kita punya rekomendasi dari orang dalam yang sudah atau pernah bekerja di perusahaan tersebut, kesempatan untuk dipanggil wawancara tentunya lebih besar. But unfortunately, this case does not apply to everyone. Sadly, not every person you follow on Linkedin and have a coffee chat is interested to assist. So, no, jangan pernah merasa rendah diri dan mengutuki jiwa introvert hanya gara-gara kita tak punya banyak kenalan dan orang dalam di Norwegia. Keseringan, kita malah baru bisa menemukan koneksi jika sudah memiliki pekerjaan di satu tempat. Membangun network juga perlu strategi, bukan dengan hanya modal cari muka ke semua orang. Setelah menyadari bahwa tak ada yang bisa saya lakukan untuk membangun banyak jaringan orang dalam, saya hanya berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan koneksi yang sudah ada tanpa ekspektasi mereka bisa membantu mencarikan pekerjaan. 6. Maksimalkan Job Seeking VisaSebagai lulusan perguruan tinggi di Norwegia, imigrasi menawarkan opsi job seeking permit selagi mencari pekerjaan high-skill dan tidak termasuk asisten di TK ataupun pelayan restoran. Antara pekerjaan dan pengalaman kerja ataupun pendidikan sebelumnya juga harus relevan. Kalau memang lulusan Pedagogik atau Pendidikan, jangan melamar jadi asisten guru TK, tapi leader-nya langsung. Kecuali jika posisi asisten tersebut juga menyaratkan gelar pendidikan dan menawarkan gaji di atas di Norwegia ini kita tak perlu sponsor dari perusahaan hanya untuk dapat working permit. Asal berkualifikasi dan pekerjaan yang kita dapatkan itu sifatnya high-skill, kita sebagai pelamar bisa mendaftar sendiri ke imigrasi dengan menyertakan kontrak kerja yang posisi dan gajinya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Kembali ke job seeking permit, kita bisa mendapatkan visa tipe ini maksimal hanya 12 bulan dan parahnya, tetap harus menyertakan jaminan hidup yang jumlahnya 2x lipat dari syarat study permit! Again, such a hard truth! Ketika baru lulus kuliah dan berniat cari kerja, kita malah disuruh melengkapi syarat jaminan hidup yang jumlahnya minimal NOK/bulan sekitar 37 juta Rupiah atau sekitar 400-an juta Rupiah selama 12 bulan. Jumlah ini tak harus berupa uang yang tersimpan di tabungan, tapi bisa juga uang bulanan dari keluarga atau gaji dari tempat lain. Gaji ini ditetapkan mengacu ke gaji minimum full-time tiap bulan untuk low-skill worker; semisal pegawai restoran atau cleaning lady. Jadi kalau hanya bisa bekerja paruh waktu di restoran saat masa studi, selulusnya kuliah kita bisa mengajukan posisi penuh waktu agar gajinya mampu memenuhi syarat juga sedang dalam proses mendaftarkan aplikasi job seeking permit dan beruntung gaji yang saya dapat dari magang jumlahnya mampu menutupi biaya jaminan. Ada banyak sekali lulusan baru yang menggunakan visa tipe ini. Namun karena sudah kelelahan bekerja di restoran demi menutupi biaya hidup, akhirnya lupa tujuan utama untuk mencari pekerjaan high-skill. Nobody says it would be easy karena banyak juga yang struggling satu tahun belum juga dapat kerja. It definitely takes time, namun jangan sampai lupa memanfaatkan waktu 12 bulan yang Bangun usaha sendiri jika mampuMalas apply kerja kanan kiri dan jadi budak perusahaan ― tapi di satu sisi belum ingin meninggalkan Norwegia? Kalau memang punya modal, mengapa tidak coba buka usaha di negara orang? Yes, it's possible! Untuk syarat lebih lengkapnya, silakan baca di jadi self-employed adalah kita hanya diberikan jaminan izin tinggal tiap satu tahun saja. Untuk tinggal lebih lama, kita harus mampu menunjukkan omzet usaha minimal setiap tahun yang jumlahnya tidak kurang dari yang sudah ditetapkan imigrasi. They're freaking strict karena kurang NOK 200 saja, aplikasi bisa ditolak mentah-mentah. Kalau memang punya privilege sumber keuangan dan kebetulan sudah merintis startup atau kafe bersama rekan lainnya, menurut saya, punya bisnis di negara orang sangat bisa dicoba. Semoga saja, nantinya kalian malah bisa membuka lowongan untuk membantu para lulusan baru yang sedang struggle saat cari kerja ⚘ ⚘ ⚘Jika hanya gara-gara punya gelar Master dari kampus top membuat kita tinggi hati, sebaiknya rendahkan ekspektasi. Di negara ini, punya gelar bukanlah trofi. Ada banyak sekali tempat kursus, sekolah vokasi fagskole, dan juga sekolah informal yang mencetak banyak lulusan siap kerja karena sistem belajarnya cenderung lebih hands-on. Tak punya gelar sarjana tak masalah karena masih bisa dikompensasi jika punya pengalaman kerja yang panjang. Keseringan, perusahaan cenderung lebih melihat pengalaman kerja ketimbang dimana almamater kita. Apalagi jika yang disandingkan adalah orang lokal lulusan sekolah vokasi tapi berpengalaman versus imigran yang baru saja lulus S2 dari kampus top. You know whom they'd definitely hire!Ending-nya, jika ditanya apakah saya berniat membangun karir di Norwegia, jawabannya iya. Tapi bisa jadi tidak, mengingat hidup saya di sini juga sangat tertekan selalu bergantung dengan izin tinggal. Kalau memang tempat ini bukan tempat yang tepat, saya merasa kembali ke Indonesia juga bukan pilihan yang buruk. 😌Good luck with your job hunting!
Octoberis less than a month a way dan bagi kalian yang tertarik kuliah di Norwegia, berikut 10 tips yang perlu dibaca sebelum siap mengirimkan semua dokumen! 1. Tentukan jurusan yang betul-betul ingin kamu pelajari Meskipun jurusannya mirip-mirip, tapi tiap kampus di Norwegia punya kurikulum yang tidak sama.
Kamu mau kuliah di Eropa, tapi tidak tertarik dengan destinasi studi mainstream seperti Inggris, Jerman, & Belanda? Mungkin kuliah di negara-negara Skandinavia - Denmark, Norwegia, dan Swedia - bisa jadi pilihan yang lebih menarik untukmu. Agar kamu tidak bingung menentukan pilihan di antara 3 negara Skandinavia ini, coba intip dulu penjelasan dari tim Hotcourses Indonesia mengenai kelebihan dan kekurangan kuliah di ketiga negara tersebut. Denmark Denmark adalah negara yang selalu berhasil masuk posisi tiga besar dalam daftar negara-negara terbahagia di dunia. Dari sisi pendidikan, negara ini telah lama dikenal sebagai salah satu penyedia pendidikan tinggi terbaik di dunia, terutama di tingkat S2. Selain itu, Denmark juga selalu menjadi yang terdepan dalam bidang teknologi dan inovasi berkelanjutan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan kuliah di Denmark yang perlu kamu catat KELEBIHAN KEKURANGAN Sekitar 600 program studi di Denmark diajarkan dalam bahasa Inggris Denmark sangat ramah menyambut pelajar internasional yang membawa anak Denmark adalah salah satu negara teraman di Eropa Denmark memiliki standar hidup yang tinggi Tersedia layanan kesehatan gratis untuk pelajar internasional di Denmark yang mengambil program studi berdurasi lebih dari 3 bulan Sistem transportasi umum Denmark tertata dengan baik dan biayanya terjangkau Para pelajar internasional di Denmark boleh bekerja sambil kuliah hingga 20 jam/minggu. Saat liburan, mereka bisa bekerja full time. Setelah lulus, para pelajar internasional diberikan izin untuk mencari kerja di Denmark selama 6 bulan Denmark adalah salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi di Eropa Pelajar internasional dari Indonesia yang tidak memiliki status permanent resident di Denmark diwajibkan membayar uang kuliah Kebanyakan warga lokal tidak lancar berbahasa Inggris. Jadi penguasaan bahasa Denmark diperlukan jika kamu ingin bekerja di sana dan berinteraksi dengan warga lokal Opsi akomodasi di luar kampus cukup terbatas di Denmark Iklim di Denmark bisa dikatakan kurang bersahabat dengan pelajar internasional dari negara-negara tropis Proses pengurusan visa pelajar Denmark sedikit rumit Jika kamu mau menjalani studi di Denmark, coba telusuri beberapa universitas terunggulnya University of Copenhagen Technical University of Denmark Aarhus University Aalborg University University of Southern Denmark Norwegia Norwegia telah beberapa kali mendapatkan peringkat tinggi dalam survei kepuasan pelajar internasional. Kalau kamu ingin kuliah gratis, Norwegia adalah pilihan yang tepat. Universitas-universitas negeri di Norwegia tidak memungut biaya kuliah dari pelajar internasional di semua jenjang pendidikan S1, S2, & S3. Sebelum kamu memilih negara ini sebagai destinasi studimu, simak pros & cons kuliah di Norwegia berikut ini KELEBIHAN KEKURANGAN Sekitar 200 program S2 di Norwegia diajarkan dalam bahasa Inggris Norwegia menawarkan pendidikan gratis bermutu tinggi. Namun tetap ada biaya sebesar 600-900 NOK/semester yang harus dibayarkan. Sebagian besar warga lokal di Norwegia bisa berbahasa Inggris Norwegia memiliki standar hidup yang tinggi dan tingkat kriminalitas yang rendah Pelajar internasional yang mengambil program studi berdurasi lebih dari 12 bulan bisa mendapatkan layanan asuransi kesehatan dari pemerintah Norwegia Norwegia sangat ramah menyambut pelajar internasional yang membawa anak Para pelajar internasional di Norwegia boleh bekerja sambil kuliah hingga 20 jam/minggu. Saat liburan, mereka bisa bekerja full time. Setelah lulus, para pelajar internasional di Norwegia bisa mendapatkan visa kerja pasca studi selama 1 tahun Pengurusan visa pelajar Norwegia cukup mudah Mayoritas program S1 di Norwegia diajarkan dalam bahasa Norwegia Pelajar internasional yang ingin mengambil program studi dalam bahsa Norwegia diwajibkan mengikuti kursus bahasa selama 1 tahun Dibanding Denmark & Swedia, biaya hidup di Norwegia jauh lebih tinggi. Cuaca dingin di Norwegia terkadang bisa mencapai level yang ekstrim Kehidupan sosial para pelajar internasional di Norwegia tidak terlalu semarak karena sering terhalang cuaca ekstrim Matahari di Norwegia terkadang tidak terbenam sampai tengah malam, sehingga bisa mengganggu pola tidur Asuransi kesehatan dari pemerintah Norwegia untuk pelajar internasional tidak menutupi semua biaya. Tetap akan ada biaya yang dibebankan ke pasien Mayoritas universitas di Norwegia tidak punya asrama Sistem tranportasi umum di Norwegia sebenarnya bagus, namun harganya cukup mahal Tertarik kuliah di Norwegia? Intip dulu beberapa universitas unggulannya University of Oslo University of Bergen Norwegian University of Science and Technology Uit The Arctic University of Norway Swedia Swedia adalah salah satu negara yang sistem pendidikan tingginya diakui secara global Bila kamu tertarik bekerja di start-up, Swedia perlu kamu lirik. Stockholm, ibu kota Swedia, telah menghasilkan start-up unicorn terbanyak dibandingkan kota-kota lain di dunia. Yuk kulik kelebihan dan kekurangan kuliah di Swedia KELEBIHAN KEKURANGAN Swedia menawarkan program studi S2 yang diajarkan dalam bahasa Inggris Pelajar internasional di Swedia diperbolehkan membawa pasangan dan anak di bawah 18 tahun saat menjalani studi Pelajar internasional di jenjang S3 tidak perlu membayar uang kuliah di Swedia Swedia adalah salah satu negara teraman di dunia Swedia memiliki standar hidup yang tinggi dan mendukung penuh kesetaraan gender Sekitar 80% penduduk Swedia fasih berbahasa Inggris Pelajar internasional yang mengambil program studi berdurasi lebih dari 12 bulan bisa mendapatkan layanan asuransi kesehatan dari pemerintah Swedia Sistem transportasi umum Swedia sangat efisien dan terjangkau, terutama di kota-kota besar Para pelajar internasional di Swedia boleh bekerja sambil kuliah tanpa batasan waktu kerja Setelah lulus, para pelajar internasional diberikan izin untuk mencari kerja di Swedia selama 6 bulan Hanya ada sekitar 100 program S1 yang diajarkan dalam bahasa inggris di Swedia Biaya hidup di Swedia cukup tinggi dan bisa dikatakan setara dengan biaya hidup di Denmark. Pelajar internasional di jenjang S1 & S2 di Swedia diwajibkan membayar uang kuliah Opsi akomodasi di luar kampus biasanya sulit dicari dan cukup mahal untuk kantong pelajar Suhu saat musim dingin di Swedia seringkali di bawah 0o Celsius Daerah-daerah urban di Swedia seringkali mengalami kemacetan lalu lintas Asuransi kesehatan dari pemerintah Swedia untuk pelajar internasional tidak menutupi semua biaya. Tetap akan ada biaya yang dibebankan ke pasien. Para pelajar internasional di Swedia biasanya membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk bisa berbaur dengan warga lokal Agar rencana kuliahmu di Swedia semakin matang, sebaiknya kamu kenali dulu beberapa universitas unggulannya Lund University KTH Royal Institute of Technology Uppsala University Chalmers University of Technology Stockholm University Jika kamu butuh bantuan pendanaan, langsung saja baca daftar universitas di Swedia yang menyediakan beasiswa. BUTUH INFO TENTANG DESTINASI STUDI POPULER LAINNYA? Berikut ini adalah beberapa E-book gratis dari Hotcourses Indonesia yang berisi semua info penting yang perlu kamu tahu mengenai beberapa negara yang populer sebagai tempat kuliah di luar negeri misalnya budaya, pendaftaran universitas, visa pelajar, dan lain-lain. Kamu bisa mengunduh langsung dengan meng-klik tiap gambar di bawah iniUniversityCHALMERS - chalmers.se. Hogskolan - id.cibeslift.asia. Berbeda dengan Norwegia, Swedia justru menjadi salah satu negara Skandinavia yang setiap tahunnya semakin populer sebagai tempat tujuan kuliah di luar negeri. Negara dengan sistem monarki ini dikenal indah dengan sumber daya alamnya yang juga berlimpah.
4 Alasan Saya Lanjut Kuliah Master di Norwegia "Kuliah S2? Nanti dulu!" kata saya dua tahun lalu. Di postingan tersebut juga dituliskan beberapa alasan yang mendasari saya belum ingin lanjut kuliah lagi. Salah satunya adalah karena kuliah itu melelahkan. Tahun depan sudah pas 5 tahun saya menjajakan kaki di Eropa dan tinggal di rumah keluarga angkat sebagai au pair. Tapi semakin lama jadi au pair, saya merasa mengalami brain dead karena salah satu hal yang saya rindukan selama ini adalah berpikir kritis ala mahasiswa. Meskipun masih terus rutin datang ke kelas bahasa, namun materi pelajarannya tidaklah seintensitas pembelajaran akademik di kampus. Lagipula, kelas bahasa tersebut hanya 2-3 kali seminggu. Awalnya sangat termotivasi, tapi lama-lama bosan juga karena tantangannya sebatas daily life talking yang masih sering bernego dengan English. Lanjut kuliah di luar negeri juga bukan cita-cita baru kemarin sore. Saya memang berniat ingin kuliah lagi, namun selalu terkendala urusan biaya dan kemampuan bahasa Inggris. Peluang mengatasi biaya salah satunya memang harus ikut program beasiswa. Tapi sayangnya saya sudah minder duluan karena merasa tidak terlalu kompetitif menghadapi pesaing lain. Bahasa lainnya; tidak cukup pintar. Setelah berhasil mengantongi sertifikat IELTS yang nilainya memenuhi syarat pendaftaran, kesempatan daftar ke universitas asing makin luas. Sampai akhirnya saya mantap ingin lanjut kuliah lagi di Norwegia. Pertanyaannya, mengapa Norwegia? 1. Bebas biaya kuliah Di Eropa, setahu saya hanya ada 3 negara yang menggratiskan biaya kuliah bagi mahasiswa internasional, yaitu Jerman, Norwegia, dan Finlandia. Saya dulunya sangat berharap bisa lanjut kuliah di Aalto University. Namun sayangnya, Finlandia tidak lagi menggratiskan biaya kuliah untuk mahasiswa non-Eropa sejak musim gugur 2017 juga Pendidikan di Negara Nordik Jangan Kuliah Karena Gratis Saya juga tidak berniat lanjut belajar di Jerman karena mungkin sudah terlalu sering mendengar cerita pelajar disana. Lalu pilihan terakhirnya memang Norwegia karena kebetulan saya masih tinggal disini. Meskipun biaya kuliah di Norwegia digratiskan di semua universitas negeri, namun mahasiswa tetap harus membayar uang semester sebesar 600-850 NOK. *10 NOK = 1 Euro 2. Kuliah sekalian kerja Alasan lainnya mengapa saya memilih Norwegia adalah karena berniat kuliah di sisa akhir kontrak au pair. Jadi daripada mesti pulang dulu ke Indonesia, saya meminta izin ke host family jika boleh studi sekalian kerja di sisa 5 bulan akhir kontrak. Ternyata host mom menyambut baik ide ini meskipun sedikit skeptis apakah saya masih bisa sefleksibel sekarang kalau sudah fokus kuliah. "That is still a great plan anyway, Nin! You have to go for it!" kata host mom saya bersemangat. Karena keluarga angkat saya tinggal di Oslo, artinya saya hanya bisa daftar ke kampus yang ada di sekitaran Oslo saja. Tapi sebetulnya tidak masalah juga karena tinggal di ibukota lebih memudahkan akses kemana pun. 3. Ada jalan Di Norwegia juga ada kelonggaran batas waktu pendaftaran bagi pendaftar asing yang memiliki izin tinggal disini. Syaratnya, izin tinggal tersebut bersifat permanen atau dapat diperbarui. Kalau mahasiswa internasional biasanya hanya memiliki deadline di bulan Desember atau Januari, penduduk Norwegia bisa mendaftar sampai pertengahan April untuk perkuliahan semester musim gugur. Kebetulan saat ini saya sudah memiliki residence permit au pair sampai 2020. Setelah menghubungi pihak UDI yang mengurusi imigrasi, mereka mengatakan kalau saya boleh kuliah sekalian au pairing memakai permit yang sama. Kalau au pair permit yang sekarang hampir habis, saya harus segera mengajukan student permit 2-3 bulan sebelumnya. Pertanyaan lainnya tentu saja masalah biaya hidup sehari-hari. Biaya kuliah boleh gratis, tapi biaya hidup di Norwegia terkenal sangat tinggi. Gambaran kasarnya, mahasiswa asing sedikitnya harus mengantongi NOK atau sekitar 17 juta rupiah per bulan. Pihak imigrasi UDI juga menekankan bahwa untuk mendapatkan student permit, mahasiswa asing harus memiliki dana minimal sampai Juni 2019 NOK di rekening atas nama pribadi, tidak boleh disponsori kecuali beasiswa. Beruntungnya, biaya ini tidak harus serta merta berupa tabungan tapi boleh juga kombinasi dana pinjaman dari pemerintah atau surat kontrak kerja paruh waktu. FYI, mahasiswa asing di Norwegia diizinkan bekerja paruh waktu 20 jam per minggu. Contohnya saya hanya punya dana NOK di tabungan, tapi sudah mengantongi surat kontrak kerja yang gajinya selama 1 tahun adalah NOK, artinya saya bisa mengajukan study permit karena total biaya hidup sudah tertutupi sampai setahun ke depan. Masalah biaya ini juga sudah saya diskusikan dengan host family dan mereka mau membantu untuk memberikan saya pekerjaan paruh waktu. Karena mereka berpikir untuk tetap menyewa nanny, sepertinya saya masih boleh bekerja disini sampai setahun berikutnya. Bagaimana kalau mereka berubah pikiran? Artinya saya tetap harus menunjukkan bukti ke UDI bahwa saya mampu membiayai kehidupan sehari-hari. Saya masih berusaha menabung sebanyak-banyak mungkin sekarang ini. Entah berapa pun itu, rencananya ingin pinjam uang ibu saya dulu untuk menutupi sisanya saja. Lolos dapat study permit, baru saya kembalikan lagi uangnya dan mencoba mencari pekerjaan paruh waktu lain di luar. Tapi sejujurnya, saya tidak yakin memilih jalan ini karena paham soal keterbatasan finansial sang ibu juga. Kalau kalian berniat kuliah di Norwegia pakai biaya sendiri, silakan baca informasi detailnya di situs UDI. Di situs tersebut juga disebutkan bahwa mahasiswa asing harus memiliki tempat tinggal di Norwegia yang dibuktikan dengan surat kontrak atau pernyataan dari pemilik kos. Karena tahun depan kamar saya akan dirombak jadi kantor baru, makanya saya tidak bisa tinggal lebih lama dengan keluarga yang sekarang. Lagipula saya butuh privasi lebih karena bukan au pair mereka lagi. Perihal ini juga sempat saya bicarakan ke teman yang tinggal di Oslo dan doi sepakat untuk sharing cost apartemen kalau memang saya bisa studi disini. 4. Belajar bahasa lebih lama Kalau ada negara di Eropa yang saya ingin tinggali lebih lama, itu adalah Denmark atau Norwegia. Mengapa, karena dua negara ini adalah negara terlama di Eropa yang pernah saya tinggali dan paling saya kenali bahasa dan kebudayaannya. Kuliah di Denmark sangat mahal, makanya saya belum mampu lanjut kesana. Sayang juga, karena sebetulnya saya masih sangat ingin belajar bahasa Denmark. Opsi studi di Norwegia tentu saja menjadi sangat rasional dan masuk akal. Saya berpikir, kalau berkesempatan studi Master selama 2 tahun, artinya total saya tinggal disini menjadi 4 tahun. I just wonder, am I still this bad at talking Norwegian after 4 years? Mungkin saja saya makin bersemangat ingin lancar bahasa lokal karena bisa jadi modal untuk mencari pekerjaan selepas lulus kuliah. So, ini planning saya di awal tahun ini! Apapun keputusannya, saya berharap yang terbaik saja. Kalau memang jalan ini belum mulus, I would move to Plan B because it could be back home. Langkah berikutnya Daftar kuliah di kampus Norwegia
NorwegiaTingkat pengangguran: 4.7% Penghasilan rata-rata: $5175 Norwegia adalah salah satu negara dengan populasi terbahagia di dunia. Banyak orang asing yang ingin tinggal dan bekerja di sini, dan mereka disambut dengan baik. 5. Jerman Tingkat pengangguran: 3.9% Penghasilan rata-rata: $3947
9nYu.